Rabu, 25 September 2024

Jenis-jenis Resitor dan Contoh Rangkaiannya

Jenis-jenis resistor

Resistor adalah komponen elektronik pasif yang berfungsi untuk membatasi aliran arus listrik dalam rangkaian. Terdapat berbagai jenis resistor, yang masing-masing memiliki karakteristik dan kegunaan spesifik. Berikut adalah penjelasan rinci tentang jenis-jenis resistor dan contoh rangkaian yang menggunakannya:

Resistor Tetap (Fixed Resistor)

Resistor tetap adalah jenis resistor yang memiliki nilai resistansi konstan dan tidak dapat diubah. Terdapat beberapa subkategori di dalamnya:

Material dan pembuatan Resistor

  • Carbon Composition Resistor: Terbuat dari campuran karbon dan bahan pengikat, digunakan dalam aplikasi umum seperti pada radio, televisi, dan perangkat elektronik lainnya. Rentang nilainya berkisar dari 1 ohm hingga beberapa megaohm.

  • Film Resistor:

    • Carbon Film Resistor: Memiliki lapisan tipis karbon yang disimpan pada substrat isolasi. Digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan resistansi stabil dan presisi tinggi.
    • Metal Film Resistor: Resistor ini memiliki stabilitas suhu yang lebih baik dibandingkan karbon film, cocok untuk aplikasi di mana toleransi resistansi yang ketat diperlukan, seperti dalam perangkat pengukuran presisi.
  • Wirewound Resistor: Terbuat dari kawat logam yang dililitkan di sekitar inti isolasi, memiliki toleransi rendah dan digunakan dalam aplikasi daya tinggi. Contohnya pada rangkaian pembangkit daya atau pengendali motor.

Contoh Rangkaian: 

rangkaian voltage divider

Pada sebuah Voltage Divider (pembagi tegangan), digunakan dua resistor tetap untuk membagi tegangan input menjadi tegangan output yang lebih kecil. Rumusnya adalah: 

rumus pembagi tegangan

Resistor tetap umumnya digunakan dalam aplikasi ini karena kestabilannya.

Resistor Variabel (Variable Resistor)

potensio, rheostat, trimmer

Resistor variabel adalah resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah. Terdapat beberapa jenis:

  • Potensiometer: Resistor tiga terminal yang digunakan untuk mengatur tegangan atau sinyal dalam suatu rangkaian. Digunakan pada volume kontrol perangkat audio.

  • Rheostat: Resistor dua terminal yang digunakan untuk mengontrol arus. Biasanya diterapkan dalam kontrol kecepatan motor listrik atau pengatur kecerahan lampu.

  • Trimmer: Sejenis potensiometer kecil yang digunakan untuk penyesuaian permanen atau semi-permanen dalam sirkuit. Digunakan pada perangkat yang memerlukan kalibrasi jarang seperti dalam alat ukur.

Contoh Rangkaian: 

Rangkaian lampu dimmer

Rangkaian Dimmer Lampu menggunakan potensiometer untuk mengubah resistansi dan mengatur kecerahan lampu. Ketika resistansi meningkat, arus yang mengalir ke lampu berkurang, sehingga kecerahan lampu menurun.

Resistor Termistor (Thermistor)

NTC (thermistor)

Thermistor adalah resistor yang nilai resistansinya bergantung pada suhu. Terdapat dua tipe utama:

  • NTC (Negative Temperature Coefficient): Resistansinya berkurang ketika suhu meningkat, digunakan sebagai sensor suhu pada berbagai perangkat elektronik seperti AC, mesin mobil, dan pengisian baterai.

  • PTC (Positive Temperature Coefficient): Resistansinya meningkat ketika suhu meningkat, sering digunakan dalam perlindungan sirkuit untuk membatasi arus berlebih.

Contoh Rangkaian: 

Rangkaian thermistor

Dalam rangkaian pengukur suhu, NTC thermistor sering digunakan. Tegangan keluaran dari thermistor dapat dihubungkan ke ADC (Analog-to-Digital Converter) untuk mengubah tegangan menjadi nilai suhu.

LDR (Light Dependent Resistor)

resistor LDR

LDR atau resistor peka cahaya adalah jenis resistor yang resistansinya berubah sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenainya. Ketika cahaya meningkat, resistansi LDR menurun, dan sebaliknya.

Contoh Rangkaian: 

Rangkaian dengan resisor LDR

Pada rangkaian lampu otomatis (Automatic Night Light), LDR digunakan untuk mendeteksi tingkat cahaya. Ketika intensitas cahaya berkurang (malam hari), resistansi LDR meningkat, menyebabkan transistor menghantarkan arus dan menghidupkan lampu.

Resistor Shunt

resistor shunt

Resistor shunt digunakan untuk mengukur arus listrik dalam rangkaian. Resistor ini memiliki nilai resistansi yang sangat rendah dan diletakkan secara paralel terhadap komponen yang ingin diukur arusnya. Digunakan dalam pengukur arus (ammeter) dan aplikasi proteksi arus berlebih.

Contoh Rangkaian: 

rangkaian dengan resistor shunt

Dalam pengukuran arus DC, resistor shunt dihubungkan seri dengan beban. Tegangan yang terbaca pada resistor shunt kemudian digunakan untuk menghitung arus melalui hukum Ohm: 

I = V/R

dengan adalah tegangan yang diukur pada resistor dan adalah resistansi shunt.

Sumber: (tambah link)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar