BMS atau Battery Management System adalah sebuah sistem elektronik yang dirancang khusus untuk mendukung kinerja baterai. Segala informasi tentang baterai ada pada BMS, sehingga BMS dapat melakukan management kinerja dengan optimal. Perlu diketahui bahwa peran baterai pada kendaraan listrik atau pada sistem energi terbarukan merupakan hal yang vital. Sehingga baterai sangat perlu untuk dijaga peforma dan kesehatannya.
Pada dasarnya BMS memiliki 2 fungsi dasar, dan 1 fungsi opsional. Fungsi dasarnya adalah monitoring dan proteksi, serta fungsi opsionalnya adalah fungsi komunikasi. Berikut akan dibahas ketiga fungs tersebut.
Fungsi Monitoring BMS
Fungsi dasar BMS yang pertama, adalah untuk monitoring peforma baterai, seperti berapa tegangan baterai, berapa arus yang masuk atau keluar, dan berapa suhu baterai tersebut.
Untuk mencapai fungsi tersebut, BMS dilengkapi dengan sensor tegangan, sensor arus, dan sensor suhu. Ada 2 pilihan metode yang bisa digunakan, pertama versi analog, dan versi lainnya adalah digital.
Untuk versi analog, bisa digunakan berbagai modul sensor yang dihubungkan dengan mikrokontroller. Contoh modul sensor yang tersedia adalah, INA219 dan ACS712 untuk tegangan, Shunt Resistor untuk arus, LM35 dan Termistor untuk suhu.
Sementara untuk versi digital, bisa langsung menggunakan IC BMS, yang sudah mencakup fitur pembacaan tegangan, arus dan suhu dalam satu IC. Contoh IC yang bisa digunakan adalah LTC dari Analog Devices dan BQ dari Texas Instrument.
Fungsi Proteksi BMS
Fungsi dasar yang kedua adalah sebagai proteksi baterai. BMS berperan mencegah kondisi-kondisi yang membuat baterai rusak seperti, over-voltage, under-voltage, overcharge, overdischarge, over-heat, dan short circuit.
Sistem proteksi BMS konsepnya seperti MCB yaitu sistem auto-cutoff ketika kondisi berbahaya terdeksi. Pembacaan kondisi tersebut bisa melalui berbagai sensor maupun IC yang sudah disebutkan sebelumnya.
Sedangkan untuk aktuatornya pemutusnya rangkaiannya, bisa menggunakan relay, ataupun menggunakan mosfet.
Fungsi Komunikasi (opsional) BMS
Selain itu, beberapa BMS yang canggih juga memiliki fungsi komunikasi, yang berguna untuk menghubungkan BMS dengan perangkat lain atau platform lain, guna sebagai display pemantauan atau user interface.
Secara garis besar ada 2 tipe komunikasi yang bisa digunakan, yaitu wired dan wireless komunikasi. Wired komunikasi ada beberapa protocol seperti Serial dan CAN.
Sedangkan untuk wireless bisa melalui IoT atau bluetooth. Tentu saja ini menyesuaikan platform controller yang digunakan, mendukung protocol komunikasi yang mana. Atau bisa juga menambahkan module komunikasi secara terpisah.
Komunikasi pada BMS bertujuan untuk mengirim parameter yang telah dibaca oleh BMS seperti tegangan, arus dan suhu, untuk dikirim ke perangkat lain, untuk memudahkan pemantauan. Selain itu, fitur komunikasi ini juga bisa untuk melakukan controlling yaitu dengan mengirimkan perintah melalui perangkat lain untuk mengubah pengaturan BMS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar