ChatGPT adalah sebuah robot AI yang mampu mengobrol dengan kata yang sangat runtut, kontekstual, dan bahkan bisa menggantikan hasil mesin pencari Google. Ia merupakan salah satu penemuan dari OpenAI, sebuah lembaga riset di San Francisco, AS, yang sekarang dalam tahap uji coba publik. ChatGPT secara cepat menjadi perbincangan pengguna media sosial karena kecanggihannya.
OpenAI, selaku pengembang platform mengatakan bahwa, chatbot tersebut digunakan untuk berinteraksi dengan cara percakapan. Format dialog memungkinkan ChatGPT menjawab pertanyaan, mengakui kesalahan, menantang premis yang salah, dan menolak permintaan tidak pantas. ChatGPT adalah model tuunan dari InstructGPT, yang dilatih untuk mengikuti instruksi secara cepat dan memberikan respons mendetail.
Berbicara mengenai OpenAI, Perusahaan ini pernah didirikan oleh Elon Musk, manusia terkaya dunia yang sekarang menjabat sebagai CEO Twitter. Musk sendiri sudah keluar dari perusahaan itu saat ini. OpenAI merupakan perusahaan riset yang berkecimpung dibidang pengembangan kecerdasan buatan. Dua produknya yang paling terkenal adalah DALL-E dan GPT. DALL-E adalah kecerdasan buatan yang bisa menghasilkan gambar atau lukisan dari sepotong kalimat, sementara GPT adalah kecerdasan buatan pembuat teks.
Kembali lagi ke ChatGPT. Mengutip Guardian, seorang dosen di Arizona State University dibuat kagum dengan kemampuan ChatGPT mengerjakan tugas kuliah. Ia mencoba memberikan ChatGPT tugas yang ia juga berikan ke mahasiswanya, yaitu menulis surat ke kerabat soal privasi dan keamanan online. Hasilnya hasil pekerjaan chatbot tersebut mendapat nilai yang bagus.
Ketertarikan masyarakat pada chatbot AI datang dengan kekhawatiran beberapa orang yang mengatakan platform itu dapat digunakan oleh oknum yang memintanya menjelaskan sesuatu seperti cara mendesain sebuah senjata atau cara merakit bahan peledak/bom.
Dikutip dari The Guardian, profesor, programmer, hingga jurnalis diprediksi bisa kehilangan pekerjaan hanya dalam beberapa tahun setelah chatbot terbaru dari OpenAI yang didirikan Elon Musk mengejutkan pengguna dengan kemampuan menulisnya.
Berbeda dari AI perusahaan sebelumnya, ChatGPT dapat digunakan oleh siapa saja, gratis, selama periode "umpan balik". OpenAI berharap dapat menggunakan umpan balik ini untuk menyempurnakan versi final dari kecerdasan buatan tersebut.
AI pada ChatGPT dilatih pada sampel teks besar yang diambil dari internet. Biasanya praktik itu dilakukan tanpa izin dari penulis materi yang digunakan. Hal itu menyebabkan kontroversi karena ChatGPT berpotensi plagiarisme, karena membuat karya dari materi yang dihasilkan tanpa melanggar hak cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar